Rabu, 19 Januari 2011

Peluang Usaha Bumbu Masakan

Peluang Usaha Bumbu Masakan

Bumbu masakan menjadi satu bukti baru bahwa segala sesuatu bisa jadi peluang usaha, jika kita jeli dalam melihat kebutuhan masyarakat sekitar. Banyak para ibu serta pelaku bisnis makanan yang selalu menggunakan bumbu masakan dalam setiap menu yang mereka sajikan. Namun tidak semua konsumen ternyata bisa membuat bumbu masakan untuk resep yang ingin mereka masak, selain itu banyak pula konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk memasak dengan membuat bumbu secara manual menggunakan ulek maupun di blender.

Keadaaan ini ternyata dijadikan beberapa orang sebagai peluang usaha dengan prospek yang sangat besar. Saat ini membuka usaha bumbu masakan yang langsung bisa dipakai untuk memasak atau yang sering disebut dengan beumbu instan, memang berpeluang besar untuk meraup keuntungan. Banyaknya minat konsumen baik dari konsumen individu maupun konsumen industri yang menggunakan bumbu masakan instan menjadi keuntungan besar bagi usaha ini.

Konsumen

Penjual bumbu masakan instan banyak dicari para ibu rumah tangga, remaja putri, serta para pelaku usaha makanan yang membutuhkan bumbu instan untuk mempermudah proses produksi usahanya. Kemudahan yang diperoleh dengan adanya produk bumbu masakan instan ternyata disambut positif oleh para masyarakat, baik masyarakat kalangan menengah maupun masyarakat kalangan atas tertarik dengan penawaran bumbu masakan tersebut.

Info Produk

Produk bumbu masakan instan terbagi menjadi dua jenis yaitu jenis bumbu basah dan jenis bumbu kering. Jenis bumbu bahas biasanya tidak seawet bumbu jenis kering. Contoh bumbu basah antara lain bumbu opor, bumbu soto, bumbu rendang, lombok halus, dan bawang halus, yang sering digunakan para ibu rumah tangga maupun para pelaku usaha catering, rumah makan, dan restoran. Sedangkan bumbu kering biasanya lebih mengarah ke bumbu perasa atau penambah aroma, contohnya saja bumbu aroma barbeque, aroma daging ayam, aroma daging sapi, aroma jagung bakar, serta bumbu perasa lainnya yang lebih sering digunakan untuk memberi tambahan rasa dan aroma untuk makanan ringan atau camilan.

Untuk produk bumbu, dapat dikemas dengan kemasan yang beragam. Dari mulai kemasan plastik, hingga kemasan botol yang menarik para konsumen. Selain itu kemasan juga bisa disesuaikan, dengan memasarkan berbagai ukuran agar konsumen dapat menyesuaikan daya beli mereka sesuai dengan kebutuhan mereka.

Keuntungan usaha

Peluang pasar usaha bumbu masakan masih sangat luas, banyaknya pelaku usaha yang terjun pada bisnis makanan menjadi target pasar empuk bagi pelaku bisnis bumbu masakan. Karena semakin banyak pelaku bisnis makanan, maka semakin banyak pula permintaan bumbu masakan instan yang diminta pasar. Selain itu untuk memulai bisnis ini juga tidak diperlukan modal yang terlalu besar, namun mampu menghasilkan keuntungan hingga 50 % dari omset.

Kekurangan usaha

Setiap usaha memiliki resiko yang menjadi kekurangan dari usaha tersebut, salah satu kekurangan usaha ni yaitu harga bahan baku yang tidak stabil dan cenderung lebih sering harganya naik. Selain itu jika harganya naik, biasanya bahan baku tersebut susah untuk dicari jika ada pun kualitasnya tidak terlalu bagus. Di samping itu, terkadang produk bumbu yang dibuat kadaluarsa sebelum waktunya. Biasanya disebabkan proses produksi yang kurang steril, maupun bahan baku yang kurang bagus.

Pemasaran

Untuk pemasaran bumbu masakan bisa dilakukan dengan menitipkan di toko – toko yang ada di kota Anda, untuk menjangkau konsumen akhir yang biasanya dari konsumen rumahan. Sedangkan untuk menjangkau konsumen industri, dapat dicoba bekerjasama dengan beberapa pelaku usaha makanan seperti usaha restoran, katering, serta produsen camilan yang membutuhkan bumbu perasa untuk produknya.

Selain itu promosi juga bisa dilakukan dengan memasang iklan di media cetak, media elektronik, samapi media online untuk memperluas jangkauan pasar.

Kunci Sukses

Agar usaha Anda dapat berkembang, sebaiknya untuk produksi pilihlah bahan baku yang masih segar. Sehingga cita rasa bumbu yang dihasilkan sama dengan bumbu yang baru saja dihaluskan. Selain itu jaga proses produksi untuk selalu dalam keadaan higienis, sehingga keawetan bumbu bisa lebih lama. Untuk kemasan, pilihlah kemasan yang menarik namun juga sehat bagi para konsumen.

Analisa Usaha
Contoh usaha membuat bumbu nasi goreng :
Modal awal
Blender 1 buah Rp 400.000,00
Baskom 2 buah @ 20.000,00 Rp 40.000,00
Timbangan digital 1 buah Rp 400.000,00
Stapler Rp 30.000,00+
Total Rp 870.000,00
( Penyusutan alat selama pemakaian 1 tahun
= 1/12 x Rp 870.000,00 = Rp 72.500,00 )

Biaya Operasional

Bahan baku bumbu nasi goreng untuk 900 kemasan :
Bawang merah dan putih 5 kg x 15.000,00 Rp 75.000,00
Ketumbar ½ kg x Rp 20.000,00 Rp 10.000,00
Garam 1 kg x 8.000,00 Rp 8.000,00
Cabe merah 5 kg x 20.000,00 Rp 100.000,00
Merica halus ½ kg x 60.000,00 Rp 30.000,00
Tomat 3kg x @ 7.000,00 Rp 21.000,00
Minyak goreng 10 kg x @ Rp 10.000,00 Rp 100.000,00+
Total Rp 344.000,00

Keperluan operasional
Plastik Rp 50.000,00
Stiker / brand Rp 50.000,00
Transportasi Rp 100.000,00
Listrik Rp 100.000,00
Biaya penyusutan alat Rp 72.500,00+
Total Rp 372.500,00
Total biaya operasional
Rp 344.000,00 + Rp 372.500,00 = Rp 716.500,00
Omset per bulan

30 bungkus / hari x Rp 1.800,00 x 30 hari = Rp 1.620.000,00
Laba bersih

Rp 1.620.000,00 - Rp 716.500,00 = Rp 903.500,00

( Sumber analisa ekonomi : Tabloid Peluang Usaha Edisi 01 – VI – Oktober 2010 )

Peluang usaha bumbu masakan, dijadikan sebagai salah satu pilihan usaha modal kecil yang dapat Anda coba. Salam sukses.

Peluang Usaha Bumbu Instan

Inovasi Peluang Usaha Bumbu Masakan dan Tepung Kentucky

Pernahkah terlintas di benak Anda untuk membangun bisnis usaha bumbu masakan? Jika belum, sebaiknya Anda belajar dari seorang Budi Sutrisno (36). Lelaki asal kota lumpia Semarang ini sejak satu setengah tahun yang lalu menggeluti usaha di bidang pembuatan bumbu masakan dan tepung kentucky. Bagi sebagian orang, menggeluti usaha bumbu masakan skala home industry seperti Pak Budi merupakan sesuatu yang baru. Selama ini masyarakat lebih banyak mengkonsumsi bumbu-bumbu masakan instant buatan pabrik yang sudah familiar di lidah dan sudah banyak dikenal.

Tergugah dari banyaknya bumbu-bumbu masakan dan tepung Kentucky yang mengandung bahan kimia. Pak Budi beserta istri kemudian mulai membuat tepung Kentucky dengan 100 % bahan alami. Dengan basic ilmu kuliner yang dimilikinya, Pak budi mulai membuat dan menganalisa tepung Kentucky yang bebas dari bahan-bahan kimia. Ditemui di rumahnya di Jalan Timoho Asri 4 / B2C Yogyakarta (11/1), Pak Budi menjelaskan bahwa produk yang dihasilkannya memang bertujuan untuk kesehatan. “Misalnya orang yang menderita sakit maag akut kemudian mengkonsumsi bumbu kuliner yang ada bahan kimianya, pasti tambah parah sakitnya, tetapi kalau dengan bumbu produksi kami yang bebas bahan kimia aman untuk dikonsumsi penderita maag”, begitu keterangan Pak budi.

Saat ini Pak Budi beserta istri membangun usaha dengan nama Dua Pinang. Produk yang menjadi andalan Dua Pinang sendiri ada empat macam, yaitu Ayam Goreng Bumbu Kuning; Bumbu Kering Sehat dan Alami untuk bumbu capcay, sup, dan berbagai masakan, Tepung kremes (bahan alami), dan Tepung Kentucky (lebih kering dan krispi 8 jam). Produk-produk buatan Dua Pinang tersebut saat ini sudah mulai banyak dijumpai di pasar dan beberapa supermarket di wilayah Jogja, Solo, hingga Semarang. Meskipun pada awal pemasaranya sempat mengalami kendala, terutama mengenalkan kepada masyarakat tentang keunggulan produknya, namun Pak Budi beserta istri lantas tidak patah arang hingga saat ini usaha yang mereka rintis sudah mulai diterima masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga.

Dengan harga yang terjangkau yaitu berkisar Rp. 2.000,00 hingga Rp. 8.000,00 per produknya, Dua Pinang yakin akan semakin banyak masyarakat yang menerima produk mereka. Hal tersebut semakin dikuatkan dengan mulai banyaknya masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya kesehatan dan mulai mengurangi makanan yang mengandung bahan-bahan kimia di dalamnya.

Selain membangun usaha produksi bumbu-bumbu masakan dan tepung Kentucky tersebut, Pak Budi juga memiliki usaha kursus kuliner atau culinary training center. Dengan basic kuliner yang dimilikinya, Pak Budi membuka kursus kuliner dengan food product yang ditawarkan ada 50 jenis masakan. Berbagai jenis masakan dari mulai masakan lokal, nasional, chinese food, bahkan masakan-masakan asing dikuasai dengan baik oleh Pak Budi. Hal tersebut lantas membuat Pak Budi merintis juga berdirinya kursus kuliner yang memang sudah berjalan beberapa tahun. Masakan seperti mie Jakarta, bakso berbagai macam jenis, ayam bakar, siomay, pempek, nugget, steak, martabak, soto, donut, bubur ayam, pizza, bakpia pathuk, burger, dan masih banyak lagi menjadi andalan kursus kuliner Pak Budi. “Untuk biaya training berkisar Rp. 150.000,00 s.d. Rp. 200.000,00 dengan jaminan pasti bisa karena kami mengajarkan praktik secara langsung sampai bisa”, tambah Pak Budi.

Banyak ‘murid’ Pak Budi yang pernah kursus di tempatnya saat ini sudah membangun bisnis kuliner di berbagai daerah. Hal tersebut kemudian memberikan inspirasi Pak Budi untuk membangun sebuah sekolah kuliner yang praktis, yaitu yang mengajarkan secara langsung peserta didik dengan skill kuliner hingga bisa. Namun, karena masih banyak pertimbangan di dalamnya, saat ini Dua Pinang masih fokus di kursus kuliner dan produk-produk bumbu kulinernya. Serta Pak Budi juga berpesan untuk masyarakat yang ingin membuat bumbu produk lainnya, Dua Pinang juga siap untuk membuatkan sesuai pesanan. Untuk kontak bisa menghubungi Budi Sutrisno di (0274) 789 0323/ 081 5651 5995.


Bisnis Sampingan

Tips Sukses Memulai Bisnis Sampingan

Memutuskan untuk memulai usaha memang bisa dilakukan kapan saja. Termasuk ketika Anda masih memiliki rutinitas utama seperti bekerja, mengurus rumah tangga maupun menuntut ilmu. Namun untuk memulai usaha, Anda tidak harus meninggalkan rutinitas utama yang sudah ada. Sebab sekarang sudah banyak peluang bisnis sampingan yang bisa dijalankan disela-sela kesibukan Anda.

Menjalankan bisnis sampingan disela-sela waktu luang, menjadi salah satu pilihan tepat untuk mendapatkan income tambahan. Meskipun awalnya Anda akan mendapatkan sedikit kendala karena belum terbiasa membagi waktu, namun tidak perlu ragu untuk memulainya. Karena sudah banyak pelaku bisnis sampingan yang sukses menjalankan usahanya dan masih bisa tetap fokus dengan rutinitas mereka. Apa Anda tertarik untuk bisa seperti mereka? Jika Anda berminat untuk memulai usaha disela-sela rutinitas Anda, berikut kami berikan tips sukses memulai bisnis sampingan, yang bisa Anda jadikan sebagai bahan pertimbangan.

1. Sebelum memulai bisnis, pastikan Anda memiliki waktu luang yang cukup. Hal ini sangat penting, agar bisnis sampingan yang dijalankan tidak mengganggu tugas Anda sehari-hari.

2. Buatlah jadwal, agar Anda tidak bingung dalam membagi waktu. Misalnya saja bagi para karyawan bisa menjalankan bisnisnya setelah pulang kerja atau di waktu-waktu libur, yang terpenting jangan pernah menjalankan bisnis waktu jam kerja. Sedangkan bagi ibu rumah tangga bisa menjalankan bisnisnya dengan menyisihkan waktu 3-4 jam setiap harinya, setelah menyelesaikan segala urusan rumah. Sehingga bisnis yang dijalankan, tidak mengganggu fokus utama Anda.

3. Pilih peluang bisnis yang mudah dijalankan, dan tidak menyita banyak waktu serta tenaga. Ini sangat penting, agar urusan bisnis Anda tidak mengganggu rutinitas utama. Selain itu, Anda juga bisa membagi waktu dan tenaga Anda dengan mudah. Sehingga tidak terlalu membebani pikiran Anda, untuk bisa fokus menjalankan usaha dan rutinitas utama secara bersamaan.

4. Jangan sampai mengabaikan tugas utama Anda. Walaupun bisnis sampingan Anda sudah berkembang, namun jangan sampai lupa waktu dan mengabaikan tugas utama Anda. Tetaplah berkomitmen untuk bisa bekerja secara efektif dalam menyelesaikan segala kewajiban Anda, agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

5. Untuk mengurangi stress, pilihlah peluang bisnis dibidang yang Anda suka. Ini bisa dijadikan sebagai salah satu cara, untuk mengurangi beban kerja Anda. Sebab, biasanya seseorang dengan senang hati mengerjakan segala hal yang menjadi kesukaannya. Malahan banyak orang yang sengaja menjalankan bisnis sampingan sesuai hobi, untuk mengurangi beban pikiran yang mereka dapatkan di tempat kerja.

6. Perhatikan etika bisnis. Bila Anda seorang karyawan, sebaiknya hindari membuka usaha yang memiliki bidang sama dengan perusahaan tempat Anda bekerja. Apalagi dengan sengaja merebut konsumen-konsumen yang dimiliki perusahaan tersebut, tentunya ini tidak sesuai dengan hukum dan etika bisnis. Karena Anda bersaing dengan cara yang tidak benar. Oleh karena itu, lebih baik Anda pilih peluang usaha dibidang yang berbeda dengan tempat Anda bekerja. Jika terpaksanya sama, maka bersainglah secara sehat dan konsultasikan terlebih dahulu dengan pihak perusahaan tempat Anda bekerja.

7. Jika Anda tidak memiliki cukup waktu untuk menjalankan usaha langsung, sebaiknya cari tenaga kerja yang bisa Anda percaya menjalankan bisnis tersebut. Bisa dari kerabat dekat atau teman-teman Anda. Jadi, Anda cukup memantau perkembangan bisnis tersebut tanpa harus turun tangan langsung.

Setelah mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memulai bisnis sampingan, Andapun bisa mencoba bisnis tersebut kapan saja. Mulailah untuk mencari ide bisnis yang cukup prospek, dan perluas informasi Anda untuk merealisasikan bisnis tersebut. Tentukan kesuksesan Anda dari sekarang, tanpa harus meninggalkan pekerjaan Anda. Selamat mencoba dan salam sukses.

Bisnis Ikan Lele

Bertahan Dengan Bisnis Aneka Olahan Ikan Lele

Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kerupuk lele? Banyak yang tidak menyangka kalau ikan yang dikenal dengan patil tajamnya ini bisa dibuat kerupuk yang renyah dan gurih. Kita bisa menjumpai produsen kerupuk lele tersebut di Daerah Pulowatu Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta. Adalah kelompok Artha Mina yang saat ini beranggotakan 3 orang berhasil mengembangkan diversifikasi produk ikan lele menjadi berbagai produk lain yang bernilai jual lebih. Lele yang selama ini dikenal sebagai ikan budidaya ternyata bisa dikembangkan menjadi produk makanan seperti kerupuk lele, pepes lele, abon lele, lele biscuit, burger lele, bakpao lele, lele kremes, dan lele nugget.

Berawal dari usaha yang dikembangkan oleh rekan-rekannya, saat ini kelompok Artha Mina menjadi satu-satunya kelompok yang masih bertahan memproduksi aneka olahan masakan berbahan lele. Ketika tim bisnisUKM mengunjungi lokasi produksi kerupuk lele tersebut (13/1), kami langsung disambut oleh Ibu Anna Elisabeth Sri Dadi (66) selaku koordinator kelompoknya. Ibu yang masih energik dengan dua orang cucu tersebut semangat sekali ketika menjelaskan alasan mengembangkan olahan lele kepada tim. “kita berfikir kalau udang, tengiri itu bisa dijadikan produk kerupuk, kenapa lele tidak bisa, padahal sama-sama ikan”, begitu awal mula pemikiran Ibu Elisabeth tentang produksi kerupuk lelenya.

Peluang usaha produksi aneka olahan lele tersebut sudah dijalani kelompok Artha Mina sejak tahun 2008. Di tahun awal produksinya, kerupuk lele pernah mengalami masa jayanya sekitar tahun 2008 dan 2009. Seiring dengan makin menurunnya tingkat ekonomi dan konsumsi masyarakat akhir-akhir ini, penjualan produk olahan lele pun mengalami penurunan drastis. Namun, kelompok Artha Mina masih bertahan memproduksi olahan lele tersebut karena menurutnya ikan lele termasuk ikan yang mudah didapat dan murah harganya.

Proses produksi kerupuk lele sebagai produk andalan dari kelompok Artha Mina tidaklah sulit untuk dikerjakan. Membutuhkan waktu kurang lebih dua hari untuk menghasilkan kerupuk mentah kering yang berkualitas. Lamanya waktu produksi juga ditentukan dengan proses pengeringan yang masih menggunakan tenaga matahari yaitu dengan dijemur. Untuk tahapan adonannya, bahan-bahan yang digunakan juga banyak di pasaran seperti tepung tapioka, bumbu masak, dan minyak kelapa. Dan yang menjadi keunggulan dari kerupuk lele produksi Artha Mina, semua bagian dari lele digunakan sebagai bahannya termasuk duri dan kepala dari ikan lele tersebut. “Duri dan kepala kita ikutkan sebagai bahan produksinya karena mengandung kalsium tinggi dan cocok untuk ibu hamil, balita, hingga lansia karena kandungan kalsium di dalamnya bisa mengurangi resiko terkena osteoporosis”, begitu penjelasan dari Ibu Elisabeth.

Bagi Ibu Elisabeth yang memiliki basic seorang perawat, faktor kesehatan menjadi hal utama dalam menghasilkan produk-produknya. Oleh karena itu penggunaan bahan-bahan alami juga menjadi prioritas kelompok ketika memproduksi olahan masakannya. Dan saat ini, Ibu yang berasal dari Purworejo tersebut berharap agar perekonomian negeri ini semakin membaik sehingga daya beli masyarakat akan pulih seperti sediakala.

Proses pemasaran produk juga menjadi kendala tersendiri bagi kelompok Artha Mina dalam memasarkan produknya. Berbagai hal tekait dengan pemasaran sudah pernah dijalankan oleh kelompok Artha Mina. “Kita pernah masuk supermarket, swalayan, hingga pasar-pasar namun karena biaya sewanya lumayan mahal kita memutuskan untuk menghentikannya”, imbuh Ibu Elisbeth. Namun, kelompok Artha Mina sedikit banyak terbantu dengan seringnya ikut pameran-pameran baik yang diselenggarakan skala lokal maupun regional. Dan menurut Ibu Elisabeth, dari beberapa kali mereka ikut pameran, produk aneka olahan lelenya termasuk laku keras. Sehingga, sampai saat ini beliau masih tetap optimis untuk tetap bertahan dengan produksinya dibantu oleh dua orang rekannya. Salut untuk Ibu Anna Elisabeth.